Jakarta –
Peluncuran Badan Pengelola Investasi
Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin (24/2/2025) masih menyisakan banyak pertanyaan terkait
fungsi dan perannya. Managing Director
Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menilai
bahwa kejelasan tujuan BPI Danantara masih dipertanyakan, apakah akan bertindak
sebagai holding BUMN atau pengelola investasi.
"Siapapun yang memimpin BPI Danantara pasti akan menghadapi
tantangan besar, bahkan berisiko gagal. Tujuan pendiriannya tidak jelas, apakah
sebagai holding atau sebagai pengelola investasi," ujar Anthony, Minggu (23/2/2025).
Jika BPI
Danantara berperan sebagai holding,
maka fungsinya hanya sebatas menentukan
arah bisnis dan kebijakan bagi 7
BUMN besar yang dikelolanya. Dalam skenario ini, pemimpinnya tidak akan
memiliki pengaruh signifikan selain kemungkinan pengaruh politik.
Namun, jika
BPI Danantara bertindak sebagai pengelola
investasi, Anthony mempertanyakan dari mana sumber dana yang akan dikelola oleh lembaga ini.
"Jika dana yang dikelola berasal dari 7 BUMN melalui dividen, ini
bisa menjadi ancaman bagi keuangan BUMN tersebut. Sebab, ada kemungkinan
pemaksaan pembagian dividen untuk diinvestasikan kembali oleh BPI Danantara,
yang bisa menimbulkan masalah keuangan di masa depan," jelasnya.
Anthony juga
menyoroti kemungkinan BPI Danantara
mengelola dana dari investor luar negeri, yang menurutnya berisiko
gagal.
"Tidak ada investor asing, baik institusional maupun individu,
yang mau mempercayakan dananya kepada BPI Danantara. Ini sudah terbukti dari
kegagalan total Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dalam menarik pendanaan
asing," tandasnya.
Berbagai
nama besar diproyeksikan menduduki posisi strategis di BPI Danantara, di
antaranya Rosan P. Roeslani, Dony
Oskaria dan Pandu Sjahrir
Rosan P. Roeslani, (Menteri Investasi dan
Hilirisasi/Kepala BKPM) dikabarkan akan menjabat Kepala BPI Danantara, menggantikan Muliaman D. Hadad yang sebelumnya terlibat dalam pembentukan
lembaga ini.
Dony Oskaria (Wakil
Menteri BUMN) yang dikenal dekat dengan pengusaha Chairul Tanjung (CT Corp) akan menjabat Wakil Kepala Bidang Operasional.
Pandu Sjahrir (Wakil
Bendahara Umum, sekaligus keponakan Luhut
Binsar Pandjaitan) kemungkinan akan menjadi Wakil Kepala Bidang Investasi.
Sementara
itu, Muliaman D. Hadad
dikabarkan akan dipindahkan menjadi Kepala
Dewan Pengawas (Dewas) BPI Danantara, bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Tak heran
jika banyak pihak tertarik untuk
menempati posisi strategis di lembaga ini, mengingat BPI Danantara akan mengelola aset dari 7 BUMN besar dengan total nilai
mencapai Rp14.700 triliun. Namun, dengan masih adanya ketidakjelasan
fungsi dan peran, efektivitas lembaga ini masih menjadi tanda tanya besar.