Catatan Ramadnan Fathul
Wahid- UII Yogyakarta
Masihkah mungkin kita temukan seorang pemimpin yang mengutamakan rakyatnya,
terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan?
Kisah Umar bin Khattab r.a. dapat menjadi teladan
bagi kita. Pada satu malam, beliau memikul sendiri sekarung gandum ke rumah
seorang ibu yang sedang memasak batu untuk menghibur anak-anaknya karena
kelaparan. Umar berkata, "Jika rakyatku kelaparan, maka aku adalah orang
pertama yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah."
Islam menekankan pentingnya keadilan sosial dan
perhatian terhadap kalangan yang lemah. Allah Swt. berfirman: "Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin..." (QS Al-Baqarah: 83).
Pemimpin adalah pelayan rakyat. Rasulullah
Muhammad saw. bersabda: "Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR
Abu Nu’aim).
Seorang pemimpin sejati adalah mereka yang mampu
memastikan bahwa kebutuhan kalangan miskin dan terpinggirkan terpenuhi.
Perhatian kepada kaum rentan dan terpinggirkan
menjadi jalan dalam mewujudkan keadilan sosial. Islam mengajarkan bahwa setiap
manusia memiliki hak yang sama untuk hidup dengan bermartabat. Pemimpin harus
memastikan sumber daya negara didistribusikan secara adil.
Selain itu, kesadaran ini akan menghindarkan dari
kekacauan sosial. Ketika kaum miskin dan terpinggirkan diabaikan, mereka
mungkin akan merasa kecewa dan marah. Hal ini dapat memicu ketidakstabilan
dalam masyarakat.
Semua itu merupakan upaya itibak Rasulullah saw.
Rasulullah adalah teladan bagi para pemimpin. Beliau selalu memberi perhatian
khusus kepada kalangan rentan: miskin, yatim, dan duafa.
Kepemimpinan bukanlah tentang kemewahan atau pujian, tetapi tentang tanggung
jawab besar.
Mari, kita doakan dan ingatkan para pemimpin untuk dapat menjalankan amanah
dengan baik, memperhatikan rakyat kecil, dan tidak malah melayani segelintir
elite, para oligark.
8 Ramadan 1446/8 Maret 2025
Sumber: https://www.instagram.com/p/DG6yZ7EzTMs/