Opini
oleh:
Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes
Hari-hari ini merupakan hari yang menyedihkan
sekaligus melelahkan bagi warga di Bekasi, utamanya di seputar Perumahan Pondok
Gede Permai (PGP) dan sekitarnya yang diterjang banjir bandang sebelumnya dan
merendam nyaris semua wilayah di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada
Selasa (04/03/25) akibat hujan lebat sejak Senin (03/03/25). Penyebab banjir
ini jika menurut Wamen PUPR, Ir. Diana Kusumastuti, MT adalah murni diakibatkan
oleh curah
hujan diatas rata-rata dan bukan akibat ada tanggul yang bobol (?).
BPBD Kota Bekasi mencatat sebanyak 7 (tujuh)
kecamatan terdampak banjir. Yakni, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi
Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu. Sementara itu, di
Kabupaten Bekasi, hujan disertai kiriman air dari hulu sungai menyebabkan
banjir di 6 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu,
Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara. Dampaknya memang meluas ke wilayah
sekitarnya dan mengakibatkan akses menuju lokasi-lokasi tersebut macet parah
bahkan terputus.
Namun dibalik penderitaan rakyat yang tertimpa
musibah banjir tersebut rupanya ada juga yang mau mencari-cari panggung, siapa
lagi kalau bukan si Fufufafa, Anak Haram Konstitusi yang dalam setiap acara
maupun kegiatannya selalu kontroversial dan malah membuat peristiwa yang
seharusnya sudah berjalan normal karena sudah ada yang profesional mengurusnya
dalam bidangnya, malah menjadi merepotkan karena tidak jelas apa maunya si
Fufufafa ini.
Publik tentu sangat ingat dan selalu mencatat kekonyolannya,
terakhir adalah ketika memberikan Materi (?) di Retret Akmil Magelang, ternyata
Video Dokumentasi resminya (sengaja ?) dibuat Film Bisu seperti Film Dagelan
kuno era Charlie Caplin (CC), namun bedanya kalau Film CC itu lucu dan
menghibur, sedangkan Film Bisu si Fufufafa samasekali tidak lucu dan membuat
rakyat bertanya-tanya apa maksudnya menu tutup-tutupi ketidakmampuan nya
tersebut?.
Saya sudah mengulas detail soal Film Bisu si
Fufufafa tersebut dalam tulisan-tulisan sebelumnya dan bahkan dikomparasikan
dengan kisah Film Loetoeng Kesaroeng (1926) yang merupakan Film Bisu pertama
Indonesia bahkan Kisah Anoman Obong dalam Epos Ramayana. Hanya saja sekalilagi
bedanya kalau Loetoeng Kesaroeng dan Anoman Obong itu Dewa namun berujud Monyet
yang berjiwa kstaria dan berhati luhur, sedangkan si Fufufafa adalah 180°
kebalikannya, berwujud manusia namun dalamnya sangat jahat, persis ayahnya saat
jadi Petruk Ratu.
Masyarakat juga tidak akan pernah lupa saat dia
melakukan kekonyolan terbesar abad ini, demikian Netizen menyebutnya, saat
menganjurkan ibu-ibu minum Asam Sulfat (H2SO4) alias Air Accu, padahal
seharusnya yang dikatakan adalah Asam Folat. Sungguh suatu hal yang sangat
berbeda bagi manusia normal, namun mungkin tidak diketahuinya karena ketidakjelasan
sekolah apalagi Ijazahnya, sekalilagi ini 11-12 alias mirip dengan Ayahnya,
"Kacang mongsoo ninggalke lanjaran", kalau kata pepatah Jawa yang
berarti si Anak tidak akan berbeda jauh dari Orangtuanya.
Dalam kunjungan pencitraan sebelum kemarin pun si
Fufufafa juga sempat bikin sandiwara yang tidak lucu, saat pura-pura meninjau
Distribusi Gas Elpiji 3Kg di Menteng Wadas Timur, Pasar Manggis, Kecamatan
Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Rabu (05/02/25) bulan lalu. Saat itu
kunjungannya tampak sangat dicuekin oleh warga dan nyaris tidak dianggap. Dalam
Film nyaris Bisu juga yang diunggah di laman SetWapres, tidak ada dialog apapun
dengan warga, namun caption-nya sangat panjang dan dibuat soelah-oleh terjadi
komunikasi intens dengan warga sekitar, padahal Zonk, sungguh membagongkan.
Kekonyolan tersebut rupanya dilanjutkan hari ini
saat bermaksud melakukan pencitraan meninjau Lokasi Banjir di Bekasi tanpa
menggunakan Sepatu Boot, dengan maksud agar dapat pujian karena mau
"terjun langsung". Sampai-sampai sebuah media yang memang dikenal
pro-rezim menuliskannya judulnya dengan bombastis "Tak Pakai Boot, Gibran
Becek-becekan Lumpur Tinjau Banjir di Bekasi" : www.cnnindonesia.com/nasional/20250305103150-20-1205231/tak-pakai-boot-gibran-becek-becekan-lumpur-tinjau-banjir-di-bekasi/amp
Kita tidak usah menyalahkan media ini, karena meskipun sempat dirujak oleh
Netizen karena memberitakan buruk saat Demo #IndonesiaGelap waktu itu, kita
maklum media tersebut perlu hidup.
Namun rupanya "aksi sok heroik" yang
mengingatkan kita pada ayahnya yang masuk gorong-gorong berseragam Korpri PNS
waktu tahun 2012 silam itu, tak berlangsung lama. Setelah merasakan akhinya
terjebak lumpur dan merepotkan Adc-nya, akhirnya dia menggunakan Sepatu Boot
juga sebagaimana seharusnya orang kalau bisa berpikir menggunakan otaknya bila
mau menembus lumpur, bukan sok-sokan dan akhirnya merepotkan semua. Sayang
Video atau Film dokumentasi saat ganti sepatu boot ini (sengaja lagi ?) tidak
dipublikasikan, sehingga masyarakat tidak bisa melihat kekonyolan yang terjadi.
Kesimpulannya, sudahlah masyarakat sekarang sudah
sangat faham alias muak dengan pencitraan-pencitraan palsu yang tidak bermutu
selama lebih dari 10 tahun lalu saat Rezim ayahnya masih berkuasa. Apapun yang
dia lakukan, kata meminjam kata Rocky Gerung, tetap akan terlihat Dungu
meskipun dibungkus dengan apapun. Sungguh ironis Pemilu berbiaya mahal lebih
dari 70 Trilyun hanya menghasilkan sekelas Fufufafa dan jadi Badut Media
seperti ini. At last but not least, jangan salahkan masyarakat yang masih waras
kalau tetap tegar terus menyuarakan #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa karena
kita ingin benar-benar Indonesia Emas 2045, bukan #IndonesiaGelap seperti sekarang ....
*)
- Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes - Pemerhati
Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen